![]() |
Ketua Umum DPP IMM, Beni Pramula |
Melihat problematika tersebut, Ketua Umum DPP IMM, Beni Pramula mengajak semua kalangan untuk bergabung dalam Jumatan perlawanan, jumat (29/5),di depan Istana. Menurutnya, sistem ketatanegaraan kita semakin tumpang tindih, sistem ekonomi lebih pro pasar dan meninggalkan kepentingan nasional, dan sistem kesejahteraan dibangun di atas prinsip-prinsip korporasi.
“Ayo Konsolidasikan diri kawan-kawan, mari bergabung untuk Jumatan perlawanan di depan istana. Kepung istana dan luruskan kiblat bangsa,” ucap Beni yang juga Presiden Pemuda Asia Afrika.
Lanjut Beni, konon katanya bangsa ini lebih baik dengan sejarah barunya, tatanan politik, hukum, ekonomi, kebangsaan dan menjunjung nilai-nilai demokrasi. Tapi ternyata yang dirasakan berbeda.
“Rasa-rasanya bangsa ini telah jauh dari spirit pancasila. Sistem kita sudah rusak, penegakan hukum sudah by order sarat, kepentingan politik, dan hukum lebih tajam ke bawah tapi tumpul ke atas, Intervensi asing nampak telanjang, sistem perundang-undangannya liberalistic, Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) tambah subur membudaya, moral dan etika juga hanya jadi jualan masa kampanye,” geramnya.
Di Jumatan perlawanan ini, IMM akan meminta Pemerintahan Jokowi-JK untuk mencabut keputusan penyesuaian harga BBM, menolak perpanjangan izin ekspor freeport dan newmont, nasionalisasi aset-aset strategis bangsa, tolak berhutang lagi kepada IMF dan hentikan Rezim Neolib dengan cover merakyat.
Selaku Imam Sholat nantinya, Aminullah Siagian, Khotib Nanang Qosim, Bilal Taufan dan Muazzin Guntur Setiawan. (MO3)
Post a Comment