Suara Pembaharu ideas 2018

Suara Pembaharu

SUARA PEMBAHARU - Akhir-akhir ini media ramai memberitakan sosok fenomenal Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) Gubernur DKI Jakarta, yang akhirnya memutuskan mencalokan diri kembali sebagai calon gubernur DKI Jakarta Mengunakan Jalur Independen. Dengan tipikal yang keras dan ngomong apa adanya, tidak mau kompromi dalam memimpin Jakarta Ahok menabar ancaman bagi mereka yang tidak sejalan alhasil Ahok di jadikan sasaran tembak dengan berbagai isu bermunculan ke Publik.

Kini Ahok menjadi idola baru  bagi mereka yang merindukan perubahan Jakarta, atau sekurang-kurang mereka yang sejalan dengannya (Ahok), setelah Jokowi menjadi Presiden. Terlepas dari itu tidak sedikit pula yang menghujat, kritik, bahkan makian pada Ahok atau harus mengunakan kata-kata yang sebetulnya sangat Rasial. Orang terlihat hilang rasionalitas menghadapi Ahok dengan modelnnya agak  keras, blak-blakan, dan tanpa kompromi.

Tentu kita harus jujur dan objektif melihat fenomena sosok Ahok, bahwa mungkin Ahok memiliki niat baik memabngun Jakarta dan menyelesaikan satu-persatu tumpukan masalah yang di hadapi, namun pertanyaannya Apakah ini cukup di jadikan indicator? Tentu tidak membangun Jakarta tidak bisa hanya bermodalkan niat baik atau Visi yang jelas. Masalah yang di hadapi Jakarta hari ini tidak hanya soal banjir, tidak hanya soal kemiskinan, atau sulitnya lapangan pekerjaan, menjamurnya tempat-tempat lokalisasi dan pengusuran pemukiman kumuh.

Kompleksitas masalah yang di hadapi Jakarta sebagai Ibu Kota Negara sudah betul-betul sangat kronik, masalah lain yang tentu tidak kalah serius untuk di perhatikan dan jarang di ketahi public adalah mega proyek Giant Sea Will adalah tanggul raksasa yang di perkenalkan sejak zaman Fauzi Bowo alias Foke waktu menjabat Gubernur DKI. dengan nilai yang cukup fantastis 500 T,  yang di siapkan atau sementara berjalan di teluk Jakarta dan di kerjakan oleh konglomarasi bisnis keturunan Cina. Gagasan terkait projek tersebut datang dari seorang Konsultan asal Belanda dan sudah masuk dalam rencana Tataruang Wilayah DKT (2010-2030).

Proyek ini semula di namakan Sea Dike Plan  dan dirah Pak Jokowi di namakan Giant Sea Will, tembok laut bersar sepanjang 30 Kilometer membentang dari pesisir bekasi di timur Jakarta hingga pesisir tangerang di sebelah barat. Giant Sea Wall konon akan menjadi tanggul terbesar di dunia dan menjadi penampungan air dari 13 sungai yang nanti bisa diubah menjadi sumber air bersih. Tujuannya: menangkal pasang air laut dan mengatasi banjir Jakarta hingga 1.000 tahun ke depan.

Tentu model proyek seprti ini sangat di minati oleh suasta karena nilai bisnis dan kemudian di kembangkan menjadi proyek terpadu untuk membuat 17 pulau buatan yang di atasnya akan di bangun Perumahan, Hotel, Pusat bisnis Belanja dll. Sampai akhir tahun lalu setidaknya sudah ada 12 perusahaan yang terlibat dalam proyek tersebut misalnya PT. Agung Podomoro Group dan Salim Group, PT. Agung Sedayu Group. Dll.  Perusahaan-perusahaan inilah yang di berikan kesempatan memabangun 17 pulau buatan dengan masing-masing pulau saling terhubung satu samalan temasuk terhubung ke daratan Jakarta persis proyek yang di lakukan di Singapur, Hon kong, dan proyek Plam Islands Dubai. Dengan cara reklamsi atau mengeruk laut.

Tentu pembangunan mega proyek ini akan memakan korban tidak sedikit tidak hanya kerusakan alam pesisir dan laut teluk Jakarta namun lebih dari itu ada masyarakat yang hidup dan tinggal mengantung hidupnya di laut sebagai nelayan untuk memenuhi kebutuhan mereka dan wajib di lindungi oleh UU. Inilah masalah yang harus cepat di carikan solusinya semua orang wajib memberikan masukan dan memerikan solusi atas masalah yang terjadi itu jauh lebih baik ketimbang memberikan kritikan tanpa solusi.

Sebetulnya kepopuleran Ahok hari ini tidak terlepas dari kerja tim relwan yang juga mempopulerkan Jokowi pada saat memontum Pilkada DKI Jakarta 2012 yang di kenal dengan JASMEV (Jokowi Ahok Sosial Media Volunteer) inilah jaringan atau komitas yang didirkan pada 12 Agustus 2012 dan bersifat inklusif, bekerja cepat dan tidak birokratis. Konsep dan Starteginya (JASMEV) di rancang oleh Arwuda Indonesia, sebuah social media agency di Jakarta yang di minta khusu oleh Jokowi-Ahok.

Dalam polanya JASMEV tentu bukanlah kelompok yang di kategorikan Anonim alis tidak jelas, namun setiap Anggota JASMEV wajib daftarakan diri dan nama dan identitas diri yang jelas. Setelah jokowi diputuskan untuk maju sebagai calon Presiden pada 2014 lalu yang di usung oleh PDIP dan gabungan partailainnya JASMEV junga di gunakan dalam oprasi mengalang dukan Jokowi sebagai calon Presiden via medsosdan sangat massif di lakuan di saat itulah nama JASMEV kemudian berubah menjadi (Jokowi Advenced Sosial Media Volunterrs).

Kini bukan tidak mungkin komunitas yang tergabung dalam Relaan TemanAhok yang bekerja mengumpulkan KTP sebagai dukungan kepada Ahok untuk calon Gubernur DKI mengunakan jalur Independen berikut adalah bagian dari JASMEV yang bertugas melakukan propaganda baik di medsos, maupun media lainnya untuk mengumpulkan dukungan dan menebar empati adalah bagian dari sekenario besar yang sudah dalam desainya sebelumnya…(BP*)

Post a Comment

Suara Pembaharu

{picture#https://lh3.googleusercontent.com/-KxCpQnd7tqI/AAAAAAAAAAI/AAAAAAAAAJk/t239p-tSaZY/s120-c/photo.jpg} Media Online, Suara Pembaharu. Menyajikan Informasi Aktual & Terpercaya. {facebook#http://facebook.com} {twitter#http://twitter.com} {google#http://google.com} {youtube#http://youtube.com} {instagram#http://instagram.com}
Powered by Blogger.