Suara Pembaharu ideas 2018

SUARA PEMBAHARU - Fenomena Ahok mulai menjadi pembahasan menarik belakangan ini, bahkan aktivis 1998 yang juga ketua KNPI Sulawesi Utara Jackson Kumaat  melihat bahwa fenomena Ahok pada Pilgub DKI merupakan arus benar yang benar-benar dahsyat, karena di sana ada gelombang kekuatan ekonomi-politik, juga menyatunya institusi masyarakat seperti gerakan ‘people power’ di Filipina.

“Kekuatan-kekuatan yang banyak digerakkan oleh kaum muda, aktivis, intelektual, juga didukung kaum menengah ke atas di lingkup birokrasi serta dunia usaha, menjadikan Ahok semakin siap dan tangguh untuk bertarung pada Pilkada Gubernur (Pilgub) Jakarta tahun 2017 mendatang,” kata mantan aktivis 1998, Jackson Kumaat pada ‘focus group discussion’ bertajuk “Fenomena Ahok, Menelusur Jalan Demokrasi di Ibukota Negeri”, di ruang studi DPP Generasi Penerus Pejuang Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP), Menteng, Jakarta Pusat, Selasa sore (15/3/16).

Dipandu oleh Hanny Senewe dari DPP GPPMP, Jackson berbicara dengan mengambil sub-topik “Arus Besar versus Arus Kecil”, dan coba mengurai sejarah perpolitikkan negeri ini sejak era Bung Karno, hingga tumbangnya Soeharto, lalu munculnya para pemimpin baru pasca-reformasi.

“Yang paling dekat, kita melihat bagaimana ‘arus besar’ ini pernah menjadikan sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), lalu Joko Widodo alias Jokowi merebut tahta RI-1, padahal keduanya menghadapi kekuatan-kekuatan dahsyat. Misalnya saja, SBY sepertinya cuma dipandang sebelah mata, ketika menghadapi dua pesohor yakni Wiranto dan Megawati dalam Pilpres 2004. Tetapi, ternyata ‘arus besar’ massa aksi tak terbendung memenangkan SBY,” papar Jackson yang kini masih menjabat Ketua DPD KNPI Sulut, Ketua PSSI Sulut dan Wakil Ketua Kadin Sulut.

Selanjutnya, demikian Jackson yang akrab dengan julukan ‘Jacko’ menunjuk putaran ‘arus besar’ berikutnya. Yakni yang menghantar Jokowi menumbangkan nama sekaliber Prabowo Subianto pada Pilpres 2014.

“Baik SBY dan Jokowi sempat mengalami terlebih dulu proses marjinalisasi, atau istilah populer ketika itu ‘penzoliman’. Misalnya saja Jokowi disebut ‘wong deso’ yang minim pengalaman memimpin dan seterusnya. Tetapi fakta menunjukkan, Jokowi (bersama Ahok) mampu menumbangkan ‘kepungan politik’ saat Pilgub DKI Jakarta, juga lolos mulus menjadi Presiden RI,” tandasnya dalam diskusi yang dihelat bersama oleh Institut Studi Nusantara (ISN), komunitas Ajang Dialog Revolusi (ADR), juga didukung DPP GPPMP tersebut. (MO3)

Post a Comment

Suara Pembaharu

{picture#https://lh3.googleusercontent.com/-KxCpQnd7tqI/AAAAAAAAAAI/AAAAAAAAAJk/t239p-tSaZY/s120-c/photo.jpg} Media Online, Suara Pembaharu. Menyajikan Informasi Aktual & Terpercaya. {facebook#http://facebook.com} {twitter#http://twitter.com} {google#http://google.com} {youtube#http://youtube.com} {instagram#http://instagram.com}
Powered by Blogger.