Suara Pembaharu ideas 2018

Penulis : Sahrul Setiawan (Wartawan suarapembaharu.com)

Sahrul Setiawan
Kita tak lagi harus mengangkat senjata dan bambu runcing untuk berperang, sebab telah habis darah itu diperjuangkan para pahlawan.
Kita sudah “merdeka”, iya. Sudah mendekati satu abad kita merdeka dari penjajahan Portugal, penjajahan Belanda, dan penjajahan Jepang yang menyengsarakan rakyat Indonesia. Kita sudah lepas dari perbudakan fisik yang menyakitkan dan menelan korban, jutaan rakyat Indonesia.

Kini, setelah 71 Tahun bangsa ini Merdeka dan terus bergerak melakukan perbaikan nasib di seluruh bagian. Terus berupaya tumbuh di atas tubuh kita, terus hidup dan subur dari tenaga kita, rezeki kita, dan zat-zatnya masyarakat kita. Sudah saatnya, kita benar-benar fokus menatap Indonesia, wajah Indonesia yang dicita-citakan, Indonesia sebagaimana panji-panji revolusi digelorakan, Indonesia yang di proklamirkan dan bukan Indonesia yang tak berbusana dan diperkosa keasliannya.

Disaat Indonesia merdeka 71 Tahun yang lalu, Bung Karno telah mengikis imperialisme dengan berbagai kebijakannya. Melakukan Nasioanlisasi perusahaan-perusahaan asing di Tanah Air. Memperketat  semua proposal investasi asing, dan melawan segala tawaran menggiurkan yang bertujuan  mengeruk kekayaan alam Indonesia.

Bung Karno pun dijadikan musuh imperialis! Pemerintahannya terus dirongrong. Digerogoti dengan berbagai kegiatan separatis. Diteror dengan berbagai usaha pembunuhan. Hingga akhirnya, ia digulingkan oleh sebuah konspirasi jahat yang melibatkan anak-negeri sendiri.

Saat lembaran baru Indonesia digelar. Kekuatan ekonomi asing kembali merajalela. Sesuka hati mengkapling-kapling potensi alam Nusantara, hingga negeri yang kaya akan sumber daya alamnya, hidup dibawah lilitan utang luar negeri. Masih berkutat dengan kemiskinan. Masih bergelut dengan kemunduran. Masih tak berdaya atas cengkeraman kekuatan ekonomi asing.

Tak usah jauh kita bicara soal potensi tambang emas, tembaga, batubara, minyak dan sebagainya yang dimiliki. Bahkan untuk bergerak dari bangun hingga tidur dan dari lahir hingga mati, kita tetap digerogoti asing. Air mineral, sabun, odol, shampo, kendaraan, operator selular, gula, beras, perlengkapan bayi,  perbelanjaan mini dan supermarket, dan lainnya tak lepas dari modal asing.

Sepertinya kita harus kembali mengingat Pekikan Bung Karno tentang revolusi, untuk mengembalikan makna dan hakikat kita sebagai bangsa Indonesia yang merdeka :

Kita berevolusi, kita berjuang, kita berkorban, kita berdansa dengan maut, toh bukan hanya untuk menaikkan bendera sang merah putih, bukan hanya melepaskan sang Garuda Indonesia terbang di angkasa. Kita bergerak untuk 'Mencapai Indonesia Merdeka'

Kita akan terus bergerak karna kesengsaraan kita, kita bergerak karena ingin untuk hidup lebih layak dan sempurna. Kita bergerak buka sekedar kata 'ideal' saja, kita bergerak karena ingin cukup makanan, ingin cukup pakaian, ingin cukup tanah, ingin cukup perumahan, ingin cukup pendidikan, ingin cukup meminum, seni dan kultur.

Post a Comment

Suara Pembaharu

{picture#https://lh3.googleusercontent.com/-KxCpQnd7tqI/AAAAAAAAAAI/AAAAAAAAAJk/t239p-tSaZY/s120-c/photo.jpg} Media Online, Suara Pembaharu. Menyajikan Informasi Aktual & Terpercaya. {facebook#http://facebook.com} {twitter#http://twitter.com} {google#http://google.com} {youtube#http://youtube.com} {instagram#http://instagram.com}
Powered by Blogger.