Suara Pembaharu ideas 2018


SUARA PEMBAHARU- Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) yang akhir akhir ini menjadi buah bibir ditengah masyarakat Kota Bitung saya anggap sebagai "LOMPATAN QUANTUM" yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bitung dibawa kepemimpinan Walikota Maxmilian Jonas Lomban dan Wakil Walikota Maurits Mantiri untuk menggerakkan dunia pariwisata yang selama kurun waktu belasan tahun kebelakang hanya sebagai "sampingan" yang tidak terlalu berdampak sistemik terhadap kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Kota yang lebih dikenal sebagai kota industri dan kota pelabuhan.

Kota Bitung yang memiliki begitu beragam potensi wisata yang dapat dikelola menjadi "Lumbung Uang" yang berujung pada kesejahteraan masyarakat tentunya. Tetapi, keindahaan, keunikan, dan keragaman yang dimiliki hanya diolah "seadanya" tanpa ada dukungan yang memadai oleh pengambil kebijakan untuk menjadikan semua potensi itu dapat dikenal dan membuka mata dunia.

Selat Lembeh dengan puluhan titik penyelaman yang tidak akan dijumpai oleh mereka penyuka photograpy underwater dimanapun disudut dunia ini. Tarsius, Hewan endemik yang hanya akan kita temui di hutan yang berada diwilayah konservasi Tangkoko, Duasudara, dan sekitarnya ini adalah hewan sejenis monyet terkecil didunia yang hanya beraktifitas pada malam hari, serta mampu memutar kepalanya 360 derajat, dan tidak suka bergonta ganti pasangan kawin. Monyet Pantat Merah, juga adalah salah satu hewan yang dilindungi karena sesuai data yang ada, Monyet yang satu ini memiliki jumlah yang tidak lagi sebanyak belasan tahun lalu dan hanya hidup dihutan yang ada dikota Bitung, akibat seringnya diburu. Dan masih banyak lagi keindahan dan keunikan yang sangat layak dan pantas untuk dijual kepada wisatawan asing maupun wisatwan dari wilayah lainnya dinegeri ini.

Oleh karena itu, melalui iven yang akan dimulai pada pekan pertama  Oktober Tahun 2016, Kota Bitung akan mencoba "berganti kulit" dari kota yang selama ini dikenal sebagai kota industri dan pelabuhan menjadi salah satu kota pariwisata terkemuka di Indonesia. Harapan ini tentunya bukanlah sesuatu yang terlalu berlebihan, melihat begitu antusiasnya pemimpin kota ini berjibaku untuk mensukseskan iven pembuka "pandora" yang dikenal dengan FPSL, walaupun dihadapkan dengan berbagai ungkapan "pesimisme" dari sejumlah kelompok masyarakat, yang menganggap kegiatan festival tersebut hanya menjadi ajang "hambur hambur uang" dan ajang "selfie selfie" para ASN. Tetapi, sebagai warga kota yang inginkan perubahan, kita sepatutnya ikut mendukung kegiatan yang notabene adalah sebuah langkah "cerdas" yang dilakukan seorang pemimpin ditengah banyaknya kesulitan yang menderah akibat kebijakan kebijakan pengetatan anggaran oleh pemerintah pusat.

Pro Kontra ditengah alam keterbukaan seperti saat ini memang merupakan hal biasa dan menjadi sebuah  tantangan bagi siapapun pemimpin yang inginkan perubahan besar. Dan sebagai bagian dari kota yang menjadi pintu gerbang Indonesia diujung utara pulau Sulawesi , menggali potensi wisata yang dimiliki merupakan langkah "HEBAT" untuk membangkitkan perekonomian yang sejak dua tahun belakangan ini terpuruk akibat resesi dunia perikanan yang menjadi andalan kota selama puluhan tahun. Dan dukungan yang diberikan pemerintah pusat melalui kementerian pariwisata sudah menjadi  tiket masuk buat kota ini untuk merubah "wajahnya". Menurut Walikota Bitung, Festival Pesona Selat Lembeh adalah bagian dari Bitung Bahari Berseri dengan 5 pesonanya, bukan hanya sekedar menarik perhatian wisatawan untuk datang ke Bitung, tetapi lebih dari itu menarik minat mereka sebagai investor baik disektor pariwisata, maupun di industri lainnya, dan inilah yang akan mendorong perekonomian kita semakin maju ditengah keterbatasan APBD.

Mengambil tagline "COLORFUL BITUNG", Selat Lembeh siap bersaing dengan sejumlah tempat wisata bahari yang terlebih dahulu dikenal dunia,  Taman Laut Bunaken, Pulau Derawan, Kepulauan Raja Ampat, Barelang, Kepulauan Togean, Taman Nasional Wakatobi, Pulau Komodo, Taman Laut Karimun Jawa, Kepulauan Ujung Kulon, Kepulauan Mentawai, Kepulauan Selayar Takabonerate, dan Kepulauan Bali-Lombok. (Arham Licin/Bitung)

Post a Comment

Suara Pembaharu

{picture#https://lh3.googleusercontent.com/-KxCpQnd7tqI/AAAAAAAAAAI/AAAAAAAAAJk/t239p-tSaZY/s120-c/photo.jpg} Media Online, Suara Pembaharu. Menyajikan Informasi Aktual & Terpercaya. {facebook#http://facebook.com} {twitter#http://twitter.com} {google#http://google.com} {youtube#http://youtube.com} {instagram#http://instagram.com}
Powered by Blogger.