![]() |
Nenek Ina Igrisa (67) pada saat menjalankan aktivitas sebagai petugas kebersian |
Nenek Ina sapaan akrabnya, dengan keterbatasan ekonomi sehari-hari yang serba kekurangan hingga saat ini masih bekerja tanpa mengenal rasa lelah sebagai penyapu jalan.
32 Tahun bekerja bukan waktu yang singkat, daun dari ranting pohon yang berjatuhan diterpa angin hingga sisa-sisa puntung rokok dari masyarakat yang belum sadar sepenuhnya tentang kebersiahan kota, menjadi aktivitas tanpa libur nenek Ina.
Rupia demi rupia ia kumpulkan untuk kebutuhan keluraga kecil, semangat dan kegigihannya menjalani kehidupan serta kedisiplinan dalam dunia petugas kebersihan di kota Bitung manjadi modal utama untuk kesembuhan suaminya yang terbaring ditempat tidur karena sakit.
"Suami sudah dua bulan terbaring ditempat tidur karena sakit, padahal ingin sekali ke dokter namun tidak ada uang, gaji tiap bulan pas-pasan hanya untuk makan dan bayar kosan," jelas Ina pada saat ditemui media suarapembaharu.com ditempat kosnya yang beralamat di Kelurahan Bitung Timur Lingkungan III RT 016.
Terlepas dari ganasnya tekanan hidup yang nenek Ina jalani selama ini, ia dikenal sebagai contoh panutan teman-temanya sesama profesi.
"Ina itu orangnya tiap hari penuh semangat dan rajin, walaupun banyak beban yang ia lalui akan tetapi tidak mempengaruhi semangatnya untuk bekerja tiap hari," ungkap Wani Wartabone (44) teman seprofesi nenek ina.
Tak hanya itu, Sekertaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sadat Minabari, merasa kagum terhadap nenek Ina karena atas pengapdianya selama 32 Tahun dan peran serta dalam menjaga keberisahan, kota Bitung bisa mendapatkan Adipura ke-12.
"Walaupun sudah lanjut ujia, nenek Ina tetap terlihat semangat dalam memelihara kebersihan dan keindahan kota ini," Singkatnya, Senin (31-7-2017).
Reporter : Yaser Baginda
Editor : Arham Licin
Post a Comment