Bitung, Suarapembaharu.com - Aksi mogok dan pemblokiran pintu masuk Terminal Petikemas Kota Bitung yang dilakoni para sopir truck container, rupanya bukan hanya masalah alat yang sering rusak.
Namun aksi itu dipicu dari akumulasi berbagai persoalan yang terjadi selama ini di Terminal Petikemas namun tak kunjung dibenahi management, salah satunya adalah adanya dugaan pungli.
Menurut sejumlah sopir, untuk mendapatkan layanan angkutan cepat, sejumlah petugas Terminal Petikemas meminta "uang rokok" dan itu sudah berlangsung sejak lama serta bukan lagi rahasia umum.
"Uang rokok bervariasi, mulai dari Rp5000 hingga Rp20 ribu, tergantung panjangnya antrian," kata salah satu sopir yang identitasnya dirahasiakan.
Para sopir mengaku, uang itu kemungkinan diberikan kepada operator alat yang ditagih Tallyman agar cepat mendapat pelayanan.
"Management pasti sudah tahu praktek uang rokok itu, tapi terkesan dibiarkan," katanya.
Dugaan pungli itu tak ditampik Sekretaris ALFI/ILFA Sulut, Ramlan Ifran. Ia menyatakan, dugaan pungli untuk memperlancar pelayanan pengambilan container sempat disuarakan saat pertemuan dengan Management Terminal Petikemas Kota Bitung beberapa waktu lalu.
"Memang itu sempat disuarakan, makanya kami mendorong aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti dugaan pungli itu," kata Ramlan, Kamis (01/02/2018).
Karena menurutnya, salah satu masalah yang selama ini dikeluhkan pengguna jasa Terminal Petikemas selain alat sering rusak adalah dugaan pungli.
"Makanya kami harap, management segera melakukan pembenahan karena kondisi saat ini sangat merugikan pengguna jasa Terminal Petikemas," katanya.
Sementara itu, upaya konfirmasi ke pihak management Terminal Petikemas Kota Bitung masih terus diupayakan hingga berita ini dipublish belum direspon.
Reporter : Yaser Baginda
Editor : Arham Licin
Post a Comment