Suara Pembaharu ideas 2018

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah


Suarapembaharu.com - Membaca Indonesia di kanvas peradaban hari-hari ini sungguh mensyaratkan kerja kerja intelektual  yang tak mudah. Dimulai dari kehidupan politik yang miskin substansi, tatanan sosial yang rapuh, sampai pada kehidupan beragama yang nirkeadaban.

Fenomena tersebut merupakan bagian yang terjadi di Bangsa Indonesia, hal ini merupakan letupan-letupan sosial-politik yang menguras energi dan pikiran bahkan sampai pada berdarah-darah. Namun diantara letupan yang mengancam Keharmonisan hidup Berbangsa yang serba multi ini masih ada harapan dan perjuangan dari angkatan muda yang coba keluar dari Peradaban yang kotor ini, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Sulawesi Utara yang dinahkodai oleh Jaja Citrama berkomitmen untuk terus menjaga Keharmonisan demi terwujudnya tatanan kemanusiaan yang berkemajuan, melalui Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan realisasi terhadap komitmen itu IMM Sulawesi Utara membuat Madrasah Intelektual Ahmad Syafi’I Maarif.

Nama Ahmad Syafii Maarif salah satu Intelektual yang telah malang melintang dijagad Intelektual Negeri ini , Buya sapaan akrab pak Ahmad Syafii Maarif yang hingga pada usia sepuhnya yang sudah menyentuh angka 83 Tahun melalui pikiran-pikirannya masih berkomitmen untuk Kemanusiaan dan Kebangsaan yang hari ini terus digerogoti penyakit tidak berkeadaban.

Sikap intelektual yang terus berkonfrontasi dengan ketidakadilan dan kompromis terhadap kebenaran adalah jalan yang ditempuh buya Jauh dari mental berjamah, mengambil posisi kritis hingga mengkritis keras kekuasaan yang memangku jabatan hanya dengan kesewenang-wenangan.

Pengalaman Buya ini menunjukkan seorang Intelektual Merdeka yang tampa tending dan aling-aling menyuarakan kebenaran dan keadilan. Sebuah Oase yang berada ditengah tatanan yang telah mengalami kekeringan Integritas, nurani dan Akal sehat.  Spirit buya ini yang menjadi Patron bagi anak angkatan muda Muhammadiyah untuk menaruh besar harapan kemajuan bangsa ini.

Anak-anak muda Negeri ini harus menjadi jangkar peradaban, merekalah yang akan menjaga, merawat, mengisi dan menghidupkan eksistensi Republik ini hingga sehari sebelum kiamat. Pada anak-anak muda ini, Buya senantisa berpesan untuk terus belajar, membaca secara mendalam dan kritikal, serta membuka luas radius pergaulan agar tak terjerat dalam fanatisme dan eklusivitas yang desktruktif. Dan pada saat yang sama, mereka dituntut untuk menjadi pelopor perubahan. Anak bangsa ini dengan harapan besarnya tidak boleh hanya menjadi followers Buya yang pasif, namun harus menjadi Buya Syafii yang baru.

Mereka adalah anak-anak muda yang tersebar di jagad Indonesia, yang di didik dalam keragaman, yang lebih rakus dalam melahap bacaan – bacaan yang lebih besar sesuai dengan kemajuan Zaman. Pada merekalah Republik ini berharap agar kewarasan tetap terjaga, agama tak menjadi bencana,  keadilan bertahta, kezaliman dan angkara murka kehilangan kuasa, serta kemajuan peradaban menjadi spirit bersama.


Komitmen Jihad Intelektual melalui Madrasah Intelektual Ahmad Syafii Maarif ini, merupakan bentuk keseriusan dari DPD IMM Sulawesi Utara dalam pengembangan Pemikiran dan Keilmuan apalagi di  antara kondisi carut marut Bangsa yang sedang mendapat tantangan  dari luar melalui gerakan Islam transnasional dan kondisi perpolitikan yang praktis yang mengancam bangsa ini.

Bentuk citra keagamaan dengan populisnya menjadi ancaman bagi kehidupan bangsa Indonesia dengan berpegang pada Bhinneka tunggal ika dan Politik praktis, akibat tunggangan dari elit politik yang tuna visi dan misi tujuan mereka adalah ketamakkan pribadi tanpa memikirkan keadilan dan kesejahteraan Rakyat, Buya Syafii sebagai Intelektual yang independen sangat berkonfrontasi dengan dua hal diatas.

Maka dengan Madrasah ini kader IMM yang akan berdiaspora untuk kader kemanusiaan, bangsa dan persyarikatan harus mengembangkan wacana segar berupa pemikiran yang Progresif, Inklusif, dan Modern.

Melalui Madrsah ini dengan focus pada; Merawat Kemanusiaan, Meneguhkan Peran Kemanusiaan dan Kebangsaan pemikiran para kader yang digodok dengan metode kaderisasinya membaca, narasi intelektual, diskusi, penalaran serta membedah pemikiran Ahmad syafii Maarif, melalui buku-bukunya yang dilakukan oleh para pengajar serta para kader mendapatkan materi dari para akademisi maupun aktivis.

Maka dengan ini kader harus mampu memberikan pemikiran segara bagi Indonsesia dan mengembangkan gagasan untuk Kemanusiaan Universal, Kemajuan Bangsa dan wawasan Islam yang Rahmatan Lil allamin.


Suara Pembaharu

Media Online, Suara Pembaharu. Menyajikan Informasi Aktual & Terpercaya.

Post a Comment

Post a Comment

Suara Pembaharu

Media Online, Suara Pembaharu. Menyajikan Informasi Aktual & Terpercaya.
Powered by Blogger.