 |
| Dedi Irawan |
Dedi menilai, kejadian kemarin adalah uji coba Militer China terhadap Indonesia, terlihat apa yang dilakukan China hanya sekedar untuk mengetahui reaksi Pemerintah dan masyarakat Indonesia jika suatu ketika terjadi klaim wilayah.
"Saat ini kuasa pengamanan laut Indonesia memang tumpang tindih, menurut informasi, setidaknya ada 13 lembaga/kementerian yang berwenang menjaga keamanan laut. Menurut peraturan laut Internasional, setiap negara harus membentuk Coast Guard sebagai instrumen pengamanan pantai. Di Indonesia, ada Badan Keamanan Laut (BAKAMLA) sebagai sentrum kordinasi, namun lembaga ini masih relatif baru dan tidak strategis untuk kepentingan jangka panjang Indonesia," ucap megister Kelautan UI ini.
Aktivis IMM ini melanjutkan, bagaimanapun juga kita harus menyerahkan keamanan laut sepenuhnya kepada Angkatan Laut, mengingat dua pertiga wilayah Indonesia merupakan perairan dan menjadi jalur lalu lintas dunia. Jadi, Angkatan Laut menjadi leader pengamanan jalur laut dan pemberantasan berbagai kejahatan di perairan lainnya, seperti penyelundupan, pelanggaran batas oleh sipil dan militer, dan berbagai gangguan lainnya. Untuk dapat melaksanakan itu, kapasitas kekuatan angkatan Laut NKRI harus diperkuat, bukan hanya anggaran, alutsista, dan penambahan personil, namun juga kewenangan di lautan.
"Dalam hal membangun armada laut, Indonesia harus menjadikan Britania Raya sebagai contoh, karena keduanya memiliki kemiripan geografis. Kekuatan armada laut Indonesia setidaknya harus memiliki kemampuan menutup Selat Malaka, Selat Sunda, dan Selat Lombok, sekaligus mampu mengamankannya. Sekali lagi yang harus kita sadari bahwa, sebagian besar wilayah kita adalah laut, jika kita kalah di laut, sesungguhnya kita telah kehilangan wilayah NKRI," jelas calon Ketua Umum DPP IMM ini.
Post a Comment