(Catatan Kecil Jelang Muktamar IMM XVII)
Penulis : Beni Pramula (Ketua Umum DPP IMM)
![]() |
Ketua Umum DPP IMM, Beni Pramula |
Kompetisi... Ya. Kompetisi itu mutlak. Jika tidak kau akan digilas oleh sejarah. Kau harus berlomba mengukir sejarahmu. Sebab sejarah adalah apa yang kita tulis hari ini untuk generasi mendatang, menulisnya dengan tinta emas atau catatan kelam. Itulah pandanganku mengenai sejarah.
Organisasi, Ikatan, Komunitas, Himpunan, Partai, Aliansi dan lain sebagainya. Diinterpretasikan sebagai Masyarakat etis dan kaum berbudaya. Jangan sampai kita kembali mengalami seperti apa yang pernah dikatakan Mochtar Lubis yang kemudian melukiskannya dalam satu paragraf, "Wajah lama tak karuan dikaca, sedang wajah baru belum jua jelas".
Tebar pesona telah banyak bersinar menjelang perhelatan akbar dimuka, satu demi satu figur muncul angkat bendera, selangkah demi langkah semakin nampak girah, konsolidasipun terkuak juga... Sah-sah saja dalam “Berfatabqul Khairat... Selamat berkompetisi para pencinta almamater... Gunakan cara yang sehat, Tunjukkan Bahwa kita Anggun dalam moral dan unggul dalam intelektual.
Ingat. Pemimpin itu bukan berharap. Tapi memberikan harapan. Sebatas itukah ? Tidak.
Untuk itulah kau harus punya visi-misi. “Gagasan” tepatnya. Kau harus maju dengan prestasi dan kau harus berani untuk itu. Namun ingatlah sebuah pepatah “Ada kemenangan dalam keberanian, ada kekalahan dalam ambisi. Keberanian itu adalah manifestasi dari cita-cita dan mimpi, sedangkan ambisi adalah hasrat yang dibaluri fantasi tanpa nurani. Mungkin aku salah? Tapi aku pernah melewatinya. Keberanian itu adalah ijtihad pembuktian sedangkan ambisi akan mempunyai kecenderungan untuk mengelabuhi.
Bukankah Sejarah harus dibedakan dari imajinasi dan harapan-harapan politik. Sejarah harus dibedakan dari dongeng dan keinginan sejarahwan mengglorifikasi sosok-sosok pelaku sejarah. Sejarah harus logis agar tidak muncul pahlawan-pahlawan kesiangan. Namun realitas politik tidak peduli apa itu sejarah. Kaca mata politik melihat peluang, uang dan kekuasaan.
Lalu pertanyaannya dimana idealisme, dimana kesetiaan, dimana cita-cita awal? Entalah barangkali sudah tergadai pada tiang-tiang kepentingan dan terpasung di dinding-dinding janji tuak manis. Ya inilah tahun-tahun politik, tahun yang penuh manuver, tahun-tahun penuh intrik, tahun dimana pelaku-pelaku kompetisi/politik semakin disibukkan dengan agenda-agenda kompetisi/politik. Tim sukses/Pekerja politik, pengamat politik, konsultan politik entah apalagi seterusnya inilah gegap gemita kompetisi.
Sikat-sikut, geser, grogot, khianat-menghianati adalah pemandangan yang tampaknya menjadi lumrah tanpa peduli mana teman mana lawan kesamaan kepentinganlah yang kemudian mempersatukan. Tidak heran jika kebersamaan dan persahabatan dalam sesaat dapat menjadi musuh menakutkan tanpa peduli pada cita-cita awal gagasan, tanpa peduli siapa yang berjasa dan menitikkan karingat. Realitas politik tidak memandang besar kecilnya pengorbanan ketika dihadapkan dengan kepentingan pribadi yang dominan serta janji-janji semu yg berseliwuran pada kertas-kertas kontrak, angka dan kedudukan.
Sebegitu menakutkankah realitas politik ini?. Ah tentu tidak, sebab pastilah masih ada mereka yg berjalan pada garis-garis lurus peradaban, yang berpolitik untuk mengabdi pada kepentingan kaum tertindas, yang berangkat dari keperihatinan dan nasionalisme untuk mengangkat harkat serta martabat bangsa dan penghuni kapal besar bernama Indonesia.
Tapi ingat. Jangan terjadi disini. Di organisasi ini. Sebab disini bukan organisasi politik. Ini organisasi pengkaderan. Organisasi yang memegang teguh nilai-nilai anggun dalam Berfastabiqul khairat. Berkompetisilah tanpa hujat dan sumpah serapah, menanglah tanpa harus membunuh, majulah tanpa harus ada yang tersingkir, bahagialah tanpa menyakiti, bertahtalah tanpa menjajah, bergandengan tanganlah dengan tidak saling meninggalkan dan berjayalah dengan saling menjaga kehormatan...
Kau boleh saja menggadaikan harta, kedudukan, dan mahkota tapi sisakanlah dua hal, Kehormatan dan Kesetiaan.
Post a Comment