SUARA PEMBAHARU- Kedatangan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti di Kota Bitung yang selama ini dianggap sebagai sosok paling bertanggungjawab dengan kondisi "terpuruknya" perekonomian masyarakat akibat kebijakannya yang membuat lumpuh unit unit pengolahan ikan.
Seperti yang pernah ramai diberitakan, baik media lokal maupun nasional, dimana pengusaha pengolahan ikan di Kota Bitung tinggal menunggu "lonceng kematian", akhirnya dijawab tuntas, Jum'at (12/5/2016).
Menurut Susi, sebagai bangsa, kita sejak awal sudah salah menempatkan diri kita sebagai bangsa agraris, padahal sebenarnya denga luas lautan yang lebih dari 70 persen, bangsa Indonesia sebenarnya adalah bangsa bahari.
"Nenek moyang kita adalah pelaut yang hebat, mereka mampu berlayar hingga kebagian ujung Afrika, lalu mengapa kita tidak menjadikan laut kita sebagai sebuah aset yang akan mensejahterakan masyarakat, mengapa justru negara lain yang habis habisan mengesplorasi sumber daya kita dilaut dengan cara mencuri ikan dan yang lainnya," katanya didepan ratusan nelayan yang memadati pelabuhan Perikanan Samudera Bitung.
Dan bagi pengusaha, khususnya yang penanaman modal asing, yang sampai saat ini masih merasamkekurangan bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi, dimintakan untuk berpikir kreatif.
"Sebagai pengusaha, harusnya lebih berpikir kreatif, jika kekurangan bahan baku, karena ikan yang didapat nelayan Bitung dianggap tidak layak masuk ke pabrik pabrik pengolahan, maka pemerintah akan buka kran impor jika memang itu yang diinginkan, tetapi jika itu juga dianggap memberatkan, silakan tutup saja perusahaannya, karena jika kalian tetap ngotot agar saya merubah policy yang sudah saya buat, maka itu adalah hal yang tidak mungkin," katanya dengan tegas.
Menteri ini juga mengatakan bahwa apa yang dilakukannya semata mata untuk menjaga keberlangsungan sumber daya alam yang menjadi kekayaan yang tidak dimiliki bangsa lain.
"Kita merupakan negara besar, pemilik luas lautan terbesar kedua didunia, kita adalah negara dengan penduduk muslim terbesar dunia, kita adalah negara dengan populasi terbesar kelima didunia, kita memiliki garis pantai terpanjang didunia, lalu apa yang kita takutkan sebagai bangsa, kita harus berdaulat dilaut kita sendiri," jelasnya disambut apllaus meriah dari sekuruh nelayan yang hadir. (Arham dila Licin)
Post a Comment