Suara Pembaharu ideas 2018

SUARA PEMBAHARU - Saat Soekarno memproklamirkan Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) pertama kalinya, 17 Agustus 1945. Tak tampak kemegahan dan kemeriahan sedikitpun dalam momen upacara Proklamasi. Moment tersebut tak habiskan jutaan bahkan milliaran rupiah, tapi moment itu telah lebih dari cukup mengisi seluruh harapan rakyat Indonesia.
Soekarno saat membacakan teks proklamasi 17 Agustus 1945

Mulai dari Tiang bendera yang seadanya dan dibuat dari bambu panjang yag dipotong secara tergesa-gesa kemudian ditanam beberapa menit sebelum acara dimulai. Buatannya pun kasar dan tidak begitu tinggi. Tak ada protokol dalam upacara. Tak seorang pun yang ditugaskan dalam moment tersebut, tapi kesederhanaan itu mengisi harapan rakyat Indonesia.

Tidak ada yang ditugaskan mengerek bendera. Tak seorang pun juga berpikir sampai ke situ. Hanya Kapten Latif Hendraningrat seorang di antara segelintir yang berpakaian seragam berada di dekat tiang. Setiap orang menunggu dengan tegang ketika ia mengambil bendera itu, mengikatkannya ke tali, dan mengibarkannya seorang diri dengan kebanggaan. Dan hal itu menjadi momen pertama kalinya, setelah tiga setengah abad. Saat itu juga, tidak ada musik, tidak ada barisan gadis cantik. Hanya bendera yang naik melambai-lambai, dan peserta upacara menyanyikan lagu “Indonesia Raya”.
Upacara berlangsung sederhana saja. Akan tetapi, apa-apa yang kurang dalam kemegahannya, kami penuhi dalam pengharapan.

Di atas adalah petikan Bung Karno dalam autobiografinya, Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang ditulis wartawan Amerika, Cindy Adams.

Dalam buku yang terbit pada 6 Juni 1966, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-65, sang proklamator berkisah tentang kesederhanaan jalannya peristiwa terpenting dalam sejarah bangsa Indonesia

"Aku berjalan ke arah pengeras suara yang dicuri dari stasiun radio Jepang dan dengan ringkas mengucapkan pernyataan kemerdekaan kami. Istriku (Fatmawati-red) telah membuat sebuah bendera dari dua potong kain putih dan sepotong kain merah. Ia menjahitnya dengan tangan. Ini adalah bendera pertama dari republik ini," ucap Bung Karno.

Post a Comment

Suara Pembaharu

{picture#https://lh3.googleusercontent.com/-KxCpQnd7tqI/AAAAAAAAAAI/AAAAAAAAAJk/t239p-tSaZY/s120-c/photo.jpg} Media Online, Suara Pembaharu. Menyajikan Informasi Aktual & Terpercaya. {facebook#http://facebook.com} {twitter#http://twitter.com} {google#http://google.com} {youtube#http://youtube.com} {instagram#http://instagram.com}
Powered by Blogger.