![]() |
Anwar Bakti |
"Kita datang ke Jakarta ini berharap aksi yang lebih tegas menyerukan tentang penegakan aqidah dan kejayaan islam, sebab target umat islam bukan hanya Ahok di tangkap, melainkan bagimana nilai-nilai islam tegak di segala sendi kehidupan kebangsaan di Indonesia," ucap Anwar.
Anwar menambahkan, jika sekedar zikir dan doa dimana pun bisa dilakukan dan tidak mesti jauh-jauh ke Jakarta. Seharusnya panitia menjadikan ageda ini menjadi muktamar umat islam Indonesia dengan membahas agenda-agenda besar seperti Khutbah Jum’at Habib Rizieq saat Aksi Superdamai Bela Islam III yang terkenal dengan aksi 212 di Monas, yang intinya, konsolidasi umat Islam Indonesia tidak sekadar ingin memenjarakan Ahok dan menegaskan tiada lagi penistaan terhadap Islam untuk selamanya oleh siapa pun.
"Di setiap jengkal NKRI, surat Al-Maidah Ayat 51 wajib tegak dan itu bukan sesuatu yang bertentangan dengan demokrasi. Karena hakekat demokrasi adalah kehendak dan aspirasi mayoritas. Jika ada pemimpin yang tampil melalui perhelatan demokrasi dan tidak identik dengan karakter dan sifat-sifat umat, berarti itu demokrasi bajakan yang menyesatkan. Perkataan habib ini yang seharusnya di jalakan dalam aksi 112 ini," tegas Anwar.
Kita berharap Gerakan umat islam ini harus ada ujungnya. Gerakan umat akan sia-sia jika pada pilpres 2019 yang akan datang umat islam Indonesia gagal merebut kekuasaan, makanya perlu ada urung rembuk diantara ummat islam untuk mencalonkan satu paket calon yang kuat ke islamannya, sehingga kondisi yang terjadi di Indonesia saat ini, dimana pemerintah yang berkuasa jauh dari ummat islam, tidak terjadi lagi.
"Akan menjadi semakin aneh jika dalam pilpres kedepan umat islam hanya di pakai sebagai lumbung suara bagi elit-elit partai politik yang tidak suka dengan ummat islam," ujar Kordinator Masyarakat Pribumi Indonesia ini. (Sahrul)
Post a Comment