Boltim, Suarapembaharu.com -Martina Himpede (43), warga Dodap, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur boleh dikatakan perempuan perkasa. Bagaimana tidak, perempuan satu ini memiliki profesi yang tidak biasa sebagai seorang Tukang Panjat Pohon Kelapa.
Profesi ini sebenarnya lebih banyak dilakukan oleh para lelaki. Tetapi bagaimana lagi, demi tetap membuat dapur keluarganya berasap, Martina harus melakoni pekerjaan yang resikonya tidak sebanding dengan upah yang diterima.
" Saya sudah memanjat pohon kelapa sejak usia 17 Tahun, saat itu orang tua saya berprofesi sebagai petani kelapa. Kini profesi ini saya lakoni untuk membantu suami yang tidak lagi bisa bekerja karena sakit, " ungkapnya saat berbincang dengan media ini, Sabtu (29-7-2017).
Bekerja keras yang diajarkan oleh orang tuanya, membuat Martina tidak pernah menyerah mengarungi kerasnya kehidupan keluarganya saat ini. Rasa takut berada diketinggian terkadang menghantuinya saat bekerja, namun demi terus bisa menghidupi keluarga, dirinya terkadang harus melawan rasa takut itu dengan caranya yang unik.
" Untuk menghilangkan rasa takut, saya kadang bersiul saja diatas pohon kelapa, " jelasnya sambil tertawa.
Ibu dua orang anak yang dulu mampu memanjat 60-100 pohon kelapa perhari, kini aktivitas itu mulai dikurangi atas permintaan kedua anaknya. Pendapatanya yang perbulan jika ditambahkan dengan pekerjaan tambahan sebagai pengumpul, pengangkut, pengupas, dan mengeringkan kelapa hingga menjadi kopra bisa mencapai 6 Juta rupiah.
" Bersihnya tinggal 2 juta setelah dipotong pengeluaran perbulan. Tapi itu dulu, kini saya kini tidak lagi terlalu sering memanjat kelapa, tinggal bertugas mengupas kelapa saja. Anak anak sudah meminta mengurangi aktivitas itu, " pungkasnya.
Wandi Sihure (24) anak sulung Martina mengatakan bahwa ibunya adalah perempuan yang luar biasa.
"Saya salut dan bangga dengan beliau, karena bisa menjadi tulang punggung keluarga kami sejak ayah tidak lagi bisa bekerja karena sakit, " jelasnya.
Katanya, aktivitas ibunya sekarang sudah mulai berkurang, tidak lagi seperti dulu.
" Ibu semakin tua, kami meminta beliau untuk tidak lagi memanjat pohon kelapa seperti dulu. Sekarang tinggal mengupas kelapa saja, " pungkasnya.
Reporter : Gunawan Mamonto
Editor : Arham Licin
Post a Comment