Suara Pembaharu ideas 2018

SUARA PEMBAHARU - Kepemimpinan ditubuh polri akan senantiasa berganti, sementara institusi kepolisian akan tetap ada dan tidak akan tergantikan. Jika pimpinan polri saat ini banyak retorika bahkan berbohong, niscaya walaupun dimasa depan polri melakukan kebenaran, dikhawatirkan masyarakat tidak pernah percaya lagi.

Ketua Majelis Hukum & HAM PMW Sumut, Faisal SH, M.hum
Karena itu, lewat ketua Majelis hukum dan HAM PWM SUMUT Faisal, SH, M.hum menyampaikan, detik ini juga meminta agar polri berani menyampaikan kebenaran tentang apapun khususnya terkait perkara Siyono.

"Menurut kami, banyak fakta yang disembunyikan bahkan cenderung disimpangkan polri dalam penanganan Siyono," ucap Faisal.

Pertama soal penyebab kematian Siyono. Menurut polri, kematian Siyono diakibatkan karena terjadinya perkelahian antara Siyono dengan salah seorang petugas. Tentu hal tersebut sulit diterima secara logis, sebab berdasarkan pengakuan dari sejumlah orang yang pernah berurusan dengan kepolisian dalam hal ini densus 88, seorang terduga tidak akan bisa melakukan perlawanan apapun karena mendapat penjagaan yang sangat ketat. 

"Apalagi siyino itu diduga polri sebagai pemimpin salah satu jaringan teroris. Pasti penjagaannya akan ditingkatkan. Sehingga perkelahian yang dikabarkan oleh polri adalah sesuatu yang mustahil," ungkapnya.

Kemudian pasca tewasnya siyono tambahnya, Keluarga diminta oleh Polri untuk menandatangani penolakan outopsi jenazah sembari memberi dua gepok uang yang belakangan diketahui nilainya 100 juta rupiah. Publik menjadi bertanya, uang apa yang diberikan kepada keluarga Siyono dan dari mana sumbernya. Kapolri sebut bahwa uang itu sebagai bentuk duka cita dan sumbernya dari kantong pribadi Kadensus.

"Sebelumnya kepolisian berkeyakinan bahwa siyino seorang teroris yang pada saat ditahan melakukan perlawanan. Jika demikian, mengapa kepolisian berbela sungkawa dengan memberi uang duka yang sumbernya dari kantong pribadi Kadensus.! Jumlahnya pun relatif banyak. Siyono itu melawan petugas loh. Kok keluarganya diberi uang.! Seberapa kaya sih Kadensus. Berapa gajinya sebulan, dan apa usahanya.? BPK, PPATK perlu usut harta kekayaan Kadensus," geram Faisal.

Tim forensik PP. Muhammadiyah yang terdiri dari 9 orang dokter muhammadiyah dan 1 orang dokter forensik dari Polda Jawa tengah jyga mengungkapkan fakta bahwa jenazah Siyono belum pernah di outopsi sebelumnya, kemudian jenazah memiliki tanda-tanda mendapat kekerasan seperti patah tulang bagian dada dan rusuk serta pendarahan di kepala.

Sayangnya hasil forensik yang disampaikan oleh PP. Muhammadiyah didampingi Komnas HAM ditolak kepolisian dengan alasan berpegang teguh dengan hasil outopsi yang dilakukan kepolisian. Ilmu pengetahuan itu bersifat universal yang tak bisa dipalsukan. Jika mau fair. Polri berani tidak mengoutosi ulang jenazah Siyono dengan menggunakan ahli forensik independen.?

"Sudahlah. Jika memang ada kesalahan, polri harus akui itu. Kemudian minta maaf kepada keluarga Siyono. Dan minta pertanggungjawaban orang-orang yang terlibat melakukan kesalahan," jelasnya.

Kedepan polri harus berbenah, masyarakat membutuhkan polri. Jika masyarakat seterusnya tak percaya polri.maka  Kerusakan yang lebih hebat kerap akan terjadi. (MO3)

Post a Comment

Suara Pembaharu

{picture#https://lh3.googleusercontent.com/-KxCpQnd7tqI/AAAAAAAAAAI/AAAAAAAAAJk/t239p-tSaZY/s120-c/photo.jpg} Media Online, Suara Pembaharu. Menyajikan Informasi Aktual & Terpercaya. {facebook#http://facebook.com} {twitter#http://twitter.com} {google#http://google.com} {youtube#http://youtube.com} {instagram#http://instagram.com}
Powered by Blogger.