Jakarta, suarapembaharu.com - Aksi ribuan Mahasiswa dari berbagai elemen, diantaranya DPP IMM, PP KAMMI, PB PMII, PB HMI, PP PMKRI, PP GMKI, PP KMHDI, PP HIKMAHBUDHI, EN-LMND, PB PII, yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Indonesia Menggugat, Melakukan aksi didepan Istana Negara Jakarta kamis (20/10), untuk mengevaluasi dua tahun kepemimpinan Jokowi-JK.
![]() |
Taufan Putra Revolusi Korompot |
Ketua Umum DPP IMM, Taufan Putra Revolusi Korompot, menyataan bahwa aksi mahasiswa sebagai bentuk kasih sayang terhadap NKRI. Menurutnya Trisakti dan nawacita adalah solusi bagi bangsa indonesia yang masih dalam cengkraman neoliberalisme, masih sebatas konsep.
"Trisakti dan Nawacita masih sebatas konsep. Praktiknya Liberalisasi di segala sector. Bagaimana Berdikari secara ekonomi mampu diwujudkan, Jika Pemerintah abai melindungi sumber daya alam bangsa. Hampir 90 sumber daya alam strategis bangsa, dikuasai asing. PT. Freeport misalnya yang terus diberikan izin ekspor walaupun melanggar UU Minerba, dijamin akan diperpanjang kontrak karya nya bukannya dijamin dikelola Negara untuk kepentingan rakyat. Janji untuk mengembangkan industri mobil nasional tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda untuk diwujudkan," Tegas Taufan.
Taufan juga menyinggung reklamasi yang sarat dengan kepentingan elit.
"Bagaimana bisa berdaulat secara politik jika kebijakan pemerintah takluk terhadap intervensi asing ataupun para pemilik modal dalam negeri. Contohnya reklamasi teluk Jakarta, yang sempat terhenti namun dipaksakan untuk diteruskan. Tidak masuk akal. Negara yang punya ribuan pulau koq buat pulau lagi. Reklamasi hanyalah proyek mercusuar untuk para korporat, tidak ada manfaat sosial-ekonomi bagi wong cilik." ungkap Taufan
Ada hal yang menarik di saat aksi. Taufan malah mengajak aparat kepolisian untuk ikut aksi bersama para mahasiswa. Menurutnya jika Negara dikelola dengan baik, mandiri secara ekonomi, maka APBN bangsa bisa bertambah. Bahkan gaji polisi juga bisa naik lebih tinggi lagi.
"Tugas Kepolisian selaras dengan perjuangan kami. Bagaimana ketertiban, keamanan dan kenyamanan bisa terwujud dinegeri ini, jika pemerintah salah dalam mengelola Negara akanmenciptakan rakyat miskin baru, pemicu kriminalitas. Maka seharusnya aparat kepolisian juga ikut mengangkat bendera-bendera polsek masing-masing untuk ikut aksi bersama kami, memperjuangkan haknya," ucapnya.
Aksi ditutup dengan membacakan manifesto dan orasi dari para Ketua Umum Organisasi Ekstra Mahasiswa tingkat pusat.
Berikut isi manifesto Mahasiswa Indonesia :
Pertama, Mahasiswa mendesak kepada pemerintah untukmendorong pembangunan nasional yang merata dengan memperhatikan daerah terpencil dan terdepan, serta mengutamakan pendayagunaan sumber daya dalam negeri.
Kedua, mendesak Pemerintah untuk membangun industri pangan strategis demi terwujudnya kedaulatan pangan di Indonesia. "Mendorong penguatan industri dalam negeri yang berorientasi nilai tambah di segala sektor. Reformasi BUMN agar menjadi pendorong utama pembangunan ekonomi nasional," kata dia.
Ketiga, Mahasiswa mendesak kepada pemerintah untuk mewujudkan kemandirian energi dan dan mengembangkannya, serta menghentikan eksport bahan material mentah dari bumi Indonesia. Tidak hanya itu, Jokowi didesak untuk menghentikan proyek reklamasi yang mengganggu keseimbangan ekologi dan sosial.
Keempat, mahasiswa mendesak pemerintah untuk memperkuat industri pertahanan dalam negeri, mendorong konsep pertahanan dan keamanan berbasis kemanusiaan. Juga menolak wacana kembalinya dwi fungsi TNI, serta menciptakan aparat keamanan yang profesional.
Kelima, menciptakan pendidikan berkualitas dan aplikatif yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa, mencetak sumber daya yang berkarakter dan berdaya saing global. "Enam, membangun solidaritas nasional guna menghadapi ancaman budaya yang merusak nilai-nilai pancasila,"
Keenam, mahasiswa mendorong kebijakan pemerintah yang pro rakyat untuk menekan kesenjangan ekonomi agar tercipta keadilan sosial.
Ketujuh, mahasiswa menolak praktek penegakan hukum yang tebang pilih dan menggunakan hukum sebagai alat kekuasaan, serta menuntut segera diselesaikannya kasus-kasus besar yang jalan ditempat.
Kedelapan, Mahasiswa menolak segala bentuk intervensi asing terhadap kedaulatan Indonesia. (MO3)
Post a Comment