SUARA
PEMBAHARU – Tindakan Represif aparat keamanan terhadap kader Ikatan
Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) yang melakukan aksi di depan Istana Jakarta, Senin (1/6)
dalam rangka memperingati hari kelahiran pancasila, harus diusut tuntas.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM, Beni Pramula
bersama seluruh pengurus, mengecam keras tindakan represif aparat kepada kader
IMM dan hal tersebut harus diusut tuntas.
“DPP IMM mengutuk keras tindakan represif aparat yang
memukuli kader IMM sampai harus dirawat di rumah sakit dan juga menembaki kader
IMMtTepat di bagian tubuh, apalagi kejadian tersebut terjadi disaat masa aksi tidak
lagi melakukan aksinya didepan Istana dan dalam perjalanan pulang,” tegas Beni
yang juga Presiden Pemuda Asia Afrika.
Sebelumnya DPP IMM yang tergabung dalam Aliansi Tarik Mandat bersama
organisasi kepemudaan lainnya, melakukan kritik terhadap pemerintahan rezim
Jokowi-JK yang tak lagi mampu mengimplementasikan nilai-nilai pancasila dan UUD
1945. Konsepsi-konsepsi yang dirumuskan oleh founding father, termasuk
Trisakti, konsep perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme tak lagi
menjadi kiblat bagi bangsa ini. Tak lagi menjadi dasar rujukan bagi pemerintah
dalam menjalankan amanah sebagai pemimpin bagi rakyat.
Aksi pun dilakukan dari pukul 14.30 WIB dengan titik kumpul
di gedung dakwah Muhammadiyah, melakukan aksi di depan Istana sampai pkl. 17.30
WIB. Diperjalanan pulang, tepatnya pukul 18.15 WIB, ratusan massa aksi diserang
polisi. Berawal dari massa aksi melakukan long march dari istana menuju gedung
dakwah Muhammadiyah.
“Lalu lintas memang agak tersendat, namun perlahan massa aksi
sudah mulai menepi ke bahu kiri jalan. Disaat masa mulai menepi, tiba-tiba
aparat kepolisian berdatangan dan mulai memukuli masa aksi yang berada di
bagian belakang. Beberapa kader IMM dipukuli. Dua diantaranya harus dirawat di
Rumah Sakit,” ungkap Ketua bidang Hikmah DPP IMM Taufan Putra Revolusi.
Lanjutnya, masa aksi yang berada di bagian tengah, ditembaki
aparat dengan gas air mata. Satu Immawati harus dilarikan ke RS karena pingsan
terkena gas air mata. Seorang kader IMM terluka dibagian perut, karena ditembak
gas air mata, tepat di tubuhnya dari jarak dekat. Dan satu lagi kader IMM
dengan luka yang sama, harus dirawat di RS, karena tertembak. Sampai saat ini
hasil visum belum keluar. Apakah terkena peluru karet aparat atau bukan. Namun
menurut korban, dia ditembaki dengan peluru karet. (MO3)
Post a Comment