Suara Pembaharu ideas 2018

Bitung, Suarapembaharu.com -Kegagalan Indonesia di Sea Games 2017di Malaysia dinilai banyak pihak sebagai kegagalan terburuk sepanjang sejarah keikutsertaan negeri ini diajang olahraga terbesar dikawasan Asean.

Apa penyebab kegagalan tersebut seharusnya menjadi bahan evaluasi para pemangku kepentingan didunia olahraga kita. Hal ini disampaikan salah seorang pemerhati olahraga Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara Marcel Tatuil.

Marcel menilai, sistem pembinaan yang tidak mumpuni menjadi titik awal kehancuran prestasi Indonesia ditingkat internasional. Padahal, Marcel sangat yakin, petinggi dunia olahraga Indonesia pasti sangat paham pembinaan yang terstruktur dan masif merupakan langkah awal untuk memajukan dunia olahraga, sumber daya manusia (SDM) jadi poin berikutnya yang tidak bisa dinafihkan dalam membangun kekuatan olahraga, dan terakhir adalah kompetisi yang berjenjang dan rutin serta dilakukan disemua daerah merupakan poin yang diyakini akan menjadikan olahraga di Indonesia sebagai sebuah industri.

" Ketiga poin itu harus dijadikan acuan untuk membangun kekuatan olahraga kita, " jelasnya saat berbincang dengan beberapa awak media, Selasa (05-09-2817) kemarin.

Bahkan Marcel mengambil contoh, bagaimana olahraga di Kota Bitung hanya jalan ditempat, bahkan dinilainya terus alami kemunduran. Pria ramah ini menilai kasus tersebut karena pemuda tidak pernah diberikan kesempatan untuk lebih berperan aktif mengurus olahraga.

" KONI Bitung harus dilakukan penyegaran, berilah kesempatan pemuda yang berkiprah lebih untuk membangun olahraga, karena pemuda lebih inovatif dan kreatif. Olahraga butuh inovasi dan kreatifitas dalam pengelolaannya, " tegasnya.

Sebagai contoh, KONI Kota Bitung tidak punya program kerja bagaimana dan mau dibawa kemana olahraga kota ini kedepan. Padahal, Marcel mengingatkan Kota Bitung memiliki segudang pemuda dan atlet berprestasi yang tidak punya "panggung" untuk berkreasi.

" Kita punya banyak atlet yang berbakat. Tapi mereka tidak tahu harus berkompetisi dimana, KONI sebagai regulator dan fasilitator tidak punya program kerja. Sepakbola kita saja di Bitung masih sangat memprihatinkan, " jelasnya.

Dan terakhir, pendanaan yang selalu menjadi persoalan dan dinilai penghambat utama kemajuan olahraga adalah pemikiran yang sudah tertinggal jauh kebelakang.

" Dana itu tidak sulit untuk kita dapatkan, kreatifitas pemuda ditopang keinginan kuat pemerintah daerah. Apa sih yang tidak bisa jika pemimpin daerah yang perintahkan. Tanpa menggunakan APBD pun saya yakin kita bisa majukan olahraga di Kota Bitung, saya sudah siapkan cetak birunya kita mulai dari sepakbola, " pungkasnya.

Reporter : Yaser Baginda
Editor : Arham Licin

Post a Comment

Suara Pembaharu

{picture#https://lh3.googleusercontent.com/-KxCpQnd7tqI/AAAAAAAAAAI/AAAAAAAAAJk/t239p-tSaZY/s120-c/photo.jpg} Media Online, Suara Pembaharu. Menyajikan Informasi Aktual & Terpercaya. {facebook#http://facebook.com} {twitter#http://twitter.com} {google#http://google.com} {youtube#http://youtube.com} {instagram#http://instagram.com}
Powered by Blogger.